Kristus, kita dilahirkan kembali; diciptakan baru; diangkat menjadi “anak-anak Allah”; dan “benih ilahi” ada di dalam kita (ayat 9). Lewat pergaulan tahap demi tahap dengan Dia, selayaknya perilaku kita mengikuti standar keserupaan dengan Yesus. Yohanes tak henti-hentinya menulis tentang kebenaran ini. Mengapa? Sebab target gempuran Iblis adalah membuat orang-orang kristiani “lupa” jati dirinya. Bagaimana bisa? Lewat tantangan dan cobaan hidup yang beragam, kita bisa dibuat memiliki gambar diri yang buruk: anak bodoh; pembawa celaka; si nasib sial; orang gagal; pecundang; wanita yang tak layak dicintai; pria miskin; si tua yang tak berguna; si pembuat dosa yang tak terampuni. Lalu tanpa sadar, orang akan berperilaku seperti gambar diri itu. Stop! Jangan tergiring ke arah itu! Kita adalah anak-anak Allah. Berjuang dan berperilakulah di atas landasan jati diri yang benar!
Perubahan hidup dimulai dari perubahan gambar diri ke arah yang sesuai dengan kebenaran firman Tuhan
Comments :
0 komentar to “JATI DIRI”
Posting Komentar